DESAIN PELANA
Dari
berbagai bentuk dan jenis atap, bentuk atau jenis pelana boleh dikatakan yang
paling sederhana. Cuma terdapat 2 sisi miring, dan sisi lainnya hanya berupa
dinding segitiga yang mengerucut. Bentuk atap seperti ini sangat digemari dari
masa ke masa.
Untuk
rumah dengan gaya tradisional ataupun modern, atap pelana ini juga sangat
cocok. Desain dari atap pelana tersebut memiliki kemiringan sekitar lebih 35º.
Kemiringan tersebut dapat menciptakan ruangan yang ada di dalamnya (dalam
plafondnya), dan cocok pula untuk desain rumah daerah tropis. Daya serap
radiasi dan panas dari matahasi amat bagus, juga guyuran dari hujan akan segera
dengan mudah mengalir ke bawah untuk selanjutnya dibuah melalui selokan.
Dari
jenis dan bentuk yang amat sederhana ini, Anda dapat mengembangkannya ke dalam
berbagai bentuk. Kemiringan atap model pelana tersebut dapat juga dibuat lebih
kecil atau lebih besar, hingga atap akan terlihat menjulang cukup tinggi atau
landai saja. Bagian puncak atau bubungan ini juga menambah megahnya rumah Anda.
Serta pada bagian dinding segitiga-nya dapat Anda beri berbagai aksesoris.
Solusi
Terhdap Kebocoran – Seperti bentuk dan jenis atap lainnya, atap jenis pelana
ini juga mempunya beberapa kekurangan. Antaranya ialah pada bagian dinding
segitiga yang terlalu menjulang. Terpaan hujan serta angin, dan terik matahari,
dapat membuatnya berpeluang untuk retak. Ini akan mengakibatkan masalah
kebocoran. Namun bukannya tidak ada jalan keluar, cara mengatasi hal ini adalah
dengan meletakkan bagian dinding segitiga ini di sisi yang tidak terlalu sering
kena panas matahari. Jika memungkinkan, Anda bisa melapisinya dengan cat
eksterior (weathercoat).
Struktur
dari model atap pelana ini menggunakan kuda-kuda untuk bertumpunya beban dari
si-atap. Dari kuda-kuda ini maka beban akan langsung disalurkan ke titik kolom
bangunan. Kuda-kuda bisa menggunakan material dari kayu dan baja ringan. Oleh
karena dinding segitiga yang terlalu menjulang tinggi ke atas, maka kuda-kuda
bagian tepi bisa diganti dinding segitiga tersebut.
Jika
panjang sisi bawah segitiga hendak dibuat lebih melebar, bagian usuk perlu
diperpanjang sesuai dengan lebar teritisan yang diinginkan. Kemiringan daru
atap idealnya ialah sekitar 30º sampai dengan 40º. Jika dibuat terlalu landai,
akan beresiko air hujan tak dapat mengalir dengan lancar, maka ini juga akan
memperbesar resiko kebocoran. Jika kaki segitiga terlalu curam, maka genteng
akan berpotensi lepas ke bawah (copot). Boleh saja Anda menggunakan kemiringan
atap pelana yang curam. Tapi syaratnya, pilihlah material penutup atap genteng
yang diperkuat dengan sekrup, serta cari genteng dari bahan yang ringan. Jadi
akan memperkecil kemungkinan untuk lepas karena terpaan angin atau karena usia.
Atappelana bisa ditutup dgn bermacam material. Dimulai dari genteng bahan tanah
liat, genteng dari beton ringan hingga
genteng metal. Tapi umumnya genteng berbahan beton ringan ditawarkan satu paket
dengan rangka atap sampai penutup atap. Silakan Anda berkreasi dengan bentuk
atap
DESAIN JURAI
Garis
sambungan antara atap yang satu dengan bidang atap yang lainnya disebut jurai.
Bubungan adalah pertemuan dari dua bidang atap yang merupakan garis miring
menyudut.
Atap
sederhana berbentuk pelana hanya memiliki satu buah sambungan, yaitu pada
bagian atas atau yang sering disebut Bubungan. Namun pada atap dengan model
yang lebih kompleks, apalagi dengan model yang bertingkat-tingkat dan bersiku,
akan terdapat banyak bidang atap.
MACAM-MACAM JURAI
Menurut
bentuknya, terdapat dua macam jurai, yaitu jurai dalam dan jurai luar.
a.
Jurai
dalam merupakan balok kayu yang diletakan miring menghadap kedalam. Jurai dalam
ini berfungsi sebagai pertemuan dan tumpuan antara balok gording dengan balok
gording lainnya serta dudukan papan talang. Kayu yang diguakan sebagai jurai
dalam berukuran 8 cm x 12 cm atau 8 cm x 15 cm. Pada jurai dalam biasanya
diberikan talang sebagai tempat lewatnya air misalnya pada saat hujan.
b.
jurai
luar adalah sambungan yang menonjol kearah luar. Sementara pada jurai luar
biasaya diberikan genteng khusus yang disebut Nok.
Apabila
dirumah kita terjadi kebocoran, salah satu sumbernya adalah desain jurai ini. Mengapa
demikian? Karena untuk menyambungkan atau menghubungkan dua bidang atap
digunakan semen. Karena terkena cuaca yang berbeda-beda kadang terpapar sinar
matahari terik dan tersiram air hujan-semen ini bisa retak. Nah kalau sudah
retak, air bisa masuk dan merembes kedalam, dan menyebabkan bocor. Kalau
retaknya hanya kecil, mungkin hanya akan menyebabkan flek pada plafond (berupa
bercak atau noda kecoklatan). Tapi kalau retaknya cukup besar, bisa-bisa sampai
menyebabkan air menetes. Kalau menggunakan bahan triplek bisa menyebabkan
tripleks keriting alias bergelombang. Kalau menggunakan bahan gipsum bisa
menyebabkan gipsum hancur. Salah satu untuk mengurangi menghindari bocor
seperti ini adalah dengan mengurangi jumlah jurai pada atap.
Pada
konstruksi bubungan di dukung oleh suatu rangka yang terdiri dari batang-batang
tersusun seperti batang tunjang, batang pincang, tiang pincang beserta
batang-batang pelengkap lainnya.
Jika Anda memerlukan jasa pemasangan Anda bisa menghubungi PABRIK
BAJA INDONESIA, perusahaan yang menyediakan konstruksi atap Baja
Ringan, tentunya Mengedepankan Kejujuran, Kualitas dan Professionalitas.
Call : 022-2066 3394
SMS/WA/TELEGRAM :0811 2049 112 / 0811 2049 112
Instagram : Pabrikbaja
Facebook: Pabrik Baja Indonesia
Call : 022-2066 3394
SMS/WA/TELEGRAM :0811 2049 112 / 0811 2049 112
Instagram : Pabrikbaja
Facebook: Pabrik Baja Indonesia
No comments:
Post a Comment