Monday, February 6, 2017

JENIS ATAP JURAI DAN PELANA

DESAIN PELANA
Dari berbagai bentuk dan jenis atap, bentuk atau jenis pelana boleh dikatakan yang paling sederhana. Cuma terdapat 2 sisi miring, dan sisi lainnya hanya berupa dinding segitiga yang mengerucut. Bentuk atap seperti ini sangat digemari dari masa ke masa.
Untuk rumah dengan gaya tradisional ataupun modern, atap pelana ini juga sangat cocok. Desain dari atap pelana tersebut memiliki kemiringan sekitar lebih 35º. Kemiringan tersebut dapat menciptakan ruangan yang ada di dalamnya (dalam plafondnya), dan cocok pula untuk desain rumah daerah tropis. Daya serap radiasi dan panas dari matahasi amat bagus, juga guyuran dari hujan akan segera dengan mudah mengalir ke bawah untuk selanjutnya dibuah melalui selokan.
Dari jenis dan bentuk yang amat sederhana ini, Anda dapat mengembangkannya ke dalam berbagai bentuk. Kemiringan atap model pelana tersebut dapat juga dibuat lebih kecil atau lebih besar, hingga atap akan terlihat menjulang cukup tinggi atau landai saja. Bagian puncak atau bubungan ini juga menambah megahnya rumah Anda. Serta pada bagian dinding segitiga-nya dapat Anda beri berbagai aksesoris.
Solusi Terhdap Kebocoran – Seperti bentuk dan jenis atap lainnya, atap jenis pelana ini juga mempunya beberapa kekurangan. Antaranya ialah pada bagian dinding segitiga yang terlalu menjulang. Terpaan hujan serta angin, dan terik matahari, dapat membuatnya berpeluang untuk retak. Ini akan mengakibatkan masalah kebocoran. Namun bukannya tidak ada jalan keluar, cara mengatasi hal ini adalah dengan meletakkan bagian dinding segitiga ini di sisi yang tidak terlalu sering kena panas matahari. Jika memungkinkan, Anda bisa melapisinya dengan cat eksterior (weathercoat).

Struktur dari model atap pelana ini menggunakan kuda-kuda untuk bertumpunya beban dari si-atap. Dari kuda-kuda ini maka beban akan langsung disalurkan ke titik kolom bangunan. Kuda-kuda bisa menggunakan material dari kayu dan baja ringan. Oleh karena dinding segitiga yang terlalu menjulang tinggi ke atas, maka kuda-kuda bagian tepi bisa diganti dinding segitiga tersebut.

Jika panjang sisi bawah segitiga hendak dibuat lebih melebar, bagian usuk perlu diperpanjang sesuai dengan lebar teritisan yang diinginkan. Kemiringan daru atap idealnya ialah sekitar 30º sampai dengan 40º. Jika dibuat terlalu landai, akan beresiko air hujan tak dapat mengalir dengan lancar, maka ini juga akan memperbesar resiko kebocoran. Jika kaki segitiga terlalu curam, maka genteng akan berpotensi lepas ke bawah (copot). Boleh saja Anda menggunakan kemiringan atap pelana yang curam. Tapi syaratnya, pilihlah material penutup atap genteng yang diperkuat dengan sekrup, serta cari genteng dari bahan yang ringan. Jadi akan memperkecil kemungkinan untuk lepas karena terpaan angin atau karena usia.

Atappelana bisa ditutup dgn bermacam material. Dimulai dari genteng bahan tanah liat,  genteng dari beton ringan hingga genteng metal. Tapi umumnya genteng berbahan beton ringan ditawarkan satu paket dengan rangka atap sampai penutup atap. Silakan Anda berkreasi dengan bentuk atap

DESAIN JURAI
Garis sambungan antara atap yang satu dengan bidang atap yang lainnya disebut jurai. Bubungan adalah pertemuan dari dua bidang atap yang merupakan garis miring menyudut.
Atap sederhana berbentuk pelana hanya memiliki satu buah sambungan, yaitu pada bagian atas atau yang sering disebut Bubungan. Namun pada atap dengan model yang lebih kompleks, apalagi dengan model yang bertingkat-tingkat dan bersiku, akan terdapat banyak bidang atap.

MACAM-MACAM JURAI
Menurut bentuknya, terdapat dua macam jurai, yaitu jurai dalam dan jurai luar.
a.       Jurai dalam merupakan balok kayu yang diletakan miring menghadap kedalam. Jurai dalam ini berfungsi sebagai pertemuan dan tumpuan antara balok gording dengan balok gording lainnya serta dudukan papan talang. Kayu yang diguakan sebagai jurai dalam berukuran 8 cm x 12 cm atau 8 cm x 15 cm. Pada jurai dalam biasanya diberikan talang sebagai tempat lewatnya air misalnya pada saat hujan.

b.      jurai luar adalah sambungan yang menonjol kearah luar. Sementara pada jurai luar biasaya diberikan genteng khusus yang disebut Nok.

Apabila dirumah kita terjadi kebocoran, salah satu sumbernya adalah desain jurai ini. Mengapa demikian? Karena untuk menyambungkan atau menghubungkan dua bidang atap digunakan semen. Karena terkena cuaca yang berbeda-beda kadang terpapar sinar matahari terik dan tersiram air hujan-semen ini bisa retak. Nah kalau sudah retak, air bisa masuk dan merembes kedalam, dan menyebabkan bocor. Kalau retaknya hanya kecil, mungkin hanya akan menyebabkan flek pada plafond (berupa bercak atau noda kecoklatan). Tapi kalau retaknya cukup besar, bisa-bisa sampai menyebabkan air menetes. Kalau menggunakan bahan triplek bisa menyebabkan tripleks keriting alias bergelombang. Kalau menggunakan bahan gipsum bisa menyebabkan gipsum hancur. Salah satu untuk mengurangi menghindari bocor seperti ini adalah dengan mengurangi jumlah jurai pada atap.
Pada konstruksi bubungan di dukung oleh suatu rangka yang terdiri dari batang-batang tersusun seperti batang tunjang, batang pincang, tiang pincang beserta batang-batang pelengkap lainnya.


Jika Anda memerlukan jasa pemasangan Anda bisa menghubungi PABRIK BAJA INDONESIA, perusahaan yang menyediakan konstruksi atap Baja Ringan, tentunya Mengedepankan Kejujuran, Kualitas dan Professionalitas.

Call : 022-2066 3394

SMS/WA/TELEGRAM :0811 2049 112 / 0811 2049 112
Instagram : Pabrikbaja
Facebook: Pabrik Baja Indonesia

No comments:

Post a Comment